Wasitya D.Anggoro

Minggu, 25 November 2012



AWAL BISNIS-Bisnis yang terlintas pada pikiran kita pastilah menjadi cepat kaya hidup mapan dan serba kecukupan, itulah pikiran awal yang terlintas dalam benakku ketika sering ikut seminar bisnis menjadi cepat kaya dan hidup mapan adalah keinginan setiap orang.ketika aq semester 3 terbelsit dalam benakku untuk memulai berbisnis ya ngakunya sih pengen bantu orang tua dalam hal biaya kuliah tapi sesungguhnya aq ingin belajar bagaimana berbisnis.
awalnya aq berdiskusi dengan kawan-kawan SMA serta kawan-kawan seperjuangan di OSIS namanya M.Bagus Pratomo yg kuliah di Teknik Perminyakan UPN dan Aksana akta P. di Fakultas Psikologi UGM,kami bertiga sering berdiskusi dan merencanakan sesuatu untuk masa depan kami, kami pernah bercita-cita untuk menambah nama kami menambah huruf Ph.d pada nama kami,mMustahil? aq rasa tidak banyak yang bisa kita capai jika kita mau,
Akhirnya kami sepakat untuk berbisnis di bidang kuliner dalam bisnis ini kami mengambil salah satu camilan yang populer di temanggung tempat tinggal kami yaitu MARTABAK MINI, dengan skema yang ada kami menginap di tempat Bagus (ahong sapaan akrab dia) kami harus bangun jam 2 pagi dan memulai aktivitas memasak kami jam 5 pagi selesai dan jam 7 mulai diedarkan.dari ini kami pasarkan ke seluruh kantin di yogyakarta dan kami buat contact list order pesenan datang dengan banyak dan kadang pun kami kewalhan untuk menerima pesanan.semua berawal dengan mudah tapi lama kelamaan ada rasa kejenuhan dan kegiatan kami yang aktive di organisasi masing2 pun menyita banyak waktu dari 1 hari libur 2 hari libur dan akhirnya kami putuskan untuk off dalam bisnis ini.


-Bisnis tidak hanya butuh biat tapi juga konsistensi-







Senin, 19 November 2012

bersemangat memang ketika kita memasuki area kehidupan yang baru dimana semuanya berubah dimana semua begitu dinamis dan begitu indah.di organisasiku yang pertama dan terakhir di kampus amikom ini aq coba kembangankan personalityku kemampuan berpikirku kemampunan memnyelesaikan masalah. Senat Mahasiswa oraganisasi yang masih asing terdengar di telinga ketika aq memulai statusku sebagai mahasiswa.unik memang karena senat mahasiswa bukan organisasi yang bebasis keilmuan tapi lebih berbasis kepemimpinanan ketika aq mencoba menyetuh apa itu organisasi senat mahasiswa banyak pro dan kontra yang ada dalam diri memilih antara menjadi profesional IT ataupun pemimpin membingukan memang apalagi di saat kita kuliah expentasi sebagai mashasiswa yang begitu besar sehingga hampir membutakan ku dengan kehidupan. akhirnya aq mantapakan diri pada senat mahasiswa oraganisasi yang besar dengan permasalahan yang besar pula tapi dalam benak pikiran ku untuk menjadi orang besar ya harus dengan tantangan yang besar pula. :). waktu pertama kali aq terjun dan berkenalan dengan ketua senat 2010/2011 senat mahasiswa pun terasa unik, ketika breafing orma PPM datang satu sosok orang dengan rambut kribonya panji namanya. karena sudah ada perjanjian jika telat dalam daftar ulang maka organisasi tersebut tampil dalam urutan trerakhir, akhirnya saya pun dengan nada sedikit membentak bilang ke dia "anda sudah terlambat dan anda urutan terakhir" dan dia pun bilang "IYA" saya pun menjawab lagi "dari mana anda?" denagn nada rendah dia bilang "dari senat Mahasiswa" tanpa pikir panjang saya pun tetap pada pendirian saya walau dia dari senat mahasiswa.

-dan hari ini aq bersyukur karena waktu itu aq memilih untuk beroraganisasi banyak pengalaman banyak teman dan banyak hal yang didapat-

"manusia tanpa sosialisasi tanpa arti manusia tanpa organisasi tak bersosialisasi"

Jumat, 02 November 2012

... BEBAN RINGANPUN AKAN TERASA SANGAT BERAT ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Seorang Guru mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: “Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?” Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

“Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangn
ya,” kata Sang Guru.

“Jika saya memegang benda ini selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.” Jelas Sang Guru.

Sahabat, Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya. Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan beban tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi.

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodic & proporsional, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Beban di rumah harus ditinggal dan di selesaikan dirumah, beban di kantorpun harus ditinggal dan diselesaikan dikantor. Jadi nanti sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban kantor tersebut, jangan malah dibawa pulang ke rumah ya apalagi dipikirin ,,,

“Bukan beban berat yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.”


... DUHAI SAHABAT, JANGAN MENGELUH DI FACEBOOK ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... MENGELUH, ITU MANUSIAWI ..
TETAPI TERLALU BANYAK MENGELUH, ITU “WATAK” NAMANYA …

MENGELUH TIDAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH ….

DAN JANGANLAH SUKA MENGELUH DI FACEBOOK, KARENA HANYA AKAN MEMPERPARAH KEADAAN. SERTA MENULARKAN AURA GELAP KE SIDANG PEMBACA … YANG AKAN MEMADAMKAN CAHAYA HATI MEREKA ….

Sahabat ….
Selembar kertas putih di atas meja ... disebut selembar kertas …
Selembar kertas di tong sampah ... disebut sampah …

Beda tempat, beda makna, beda nasib ….

Kita bukan kertas ….
Yang tidak mampu memilih tempat kita berada …
Kita adalah manusia merdeka, yang bebas untuk berhijrah …

Kita bukan kertas ….
Yang maknanya tergantung pd orang lain yg memberi makna …
Kita adalah manusia merdeka, yg bebas memberi makna akan diri kita …..

BEDA MAKNA, BEDA NASIB …

MAKNA= NASIB
MAMPU MENGUBAH MAKNA = MAMPU MENGUBAH NASIB ….

HIDUP ITU SEDERHANA, BUKAN …..???

Sahabat ...
Mengeluh sejatinya perwujudan dari rasa tidak puas, tidak ikhlas menerima sebuah ketentuan yang terjadi, baik dari segi materi dan non materi ..

Sahabat ...
Sesungguhnya Allah SWT menyukai hamba yang senantiasa bersyukur dengan segala ketentuan dan bersabar ketika ditimpa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan ...

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya” (Qs An-Nahl 18).

Ketika seseorang hanyut dalam keluhan, pancainderanya pun tak mampu lagi memainkan perannya untuk melihat, mendengar, mencium dan merasakan nikmat yang bertebaran diberikan oleh Allah SWT tak henti-hentinya ...

Hatinya serta merta buta dari mengingat dan bersyukur atas nikmat Allah yang tiada terbatas. Itulah sifat manusia yang selalu mempunyai keinginan yang tidak terbatas dan tidak pernah puas atas pemberian Allah kecuali hamba-hamba yang bersyukur ..

Sebaiknya, mengeluhlah hanya kepada Allah SWT, karena sesungguhnya semua kejadian sudah menjadi sebuah ketentuan-Nya dan hanya Dia-lah sebaik-baik pemberi solusi ...

Jika ada niat dan tekad dengan sungguh-sungguh, insya Allah ikhlas dan sabar akan menjadi perhiasan yang akan mewarnai akhlak kita sehari-hari dan kita dihindarkan dari lisan dan sikap yang sering berkeluh-kesah ...

Rasa syukur membuat hidup kita indah, ..
Rasa syukur membuat yang sedikit terasa cukup ..,

Rasa syukur mengubah apa yang kita miliki menjadi cukup dan berharga, ..

Rasa syukur mengubah masalah yang kita hadapi menjadi hikmah yang bernilai, ...

Rasa syukur mengubah makanan biasa terasa menjadi istimewa,..
Rasa syukur dapat mengubah rumah yang sempit terasa lapang dan nyaman, ...

Rasa syukur mengubah kegagalan menjadi pelajaran berharga, ..
Rasa syukur mengubah kekeruhan suasana menjadi kejernihan, ..

Rasa syukur membuat sesuatu yang tidak enak menjadi enak, ...
Rasa syukur membuat sesuatu penolakan menjadi penerimaan, ..
Rasa syukur dapat mengubah rasa benci menjadi kasih sayang, ..

Rasa syukur membuat kedamaian di hati kita, ..
Rasa syukur menjadikan hari ini terasa damai, ..

Rasa syukur membuat masa lalu menjadi kenangan, masa depan
menjadi harapan, ..

Ternyata rahasia membuat hidup indah itu hanya rasa syukur di dalam hati, .....

“Ya Allah bantulah aku untuk dapat mengingat-Mu, bersyukur atas nikmat-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan baik.” Aamiin…


::Jomblo VS Pacaran::

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Jomblo. Satu kosakata yang sangat ditakuti oleh banyak orang saat ini terutama remaja. Why? Karena kosakata ini mengandung makna negatif yang bikin alergi. Suatu pertanda tidak lakunya 
seseorang untuk mendapatkan teman kencan dari lawan jenis. Idih…nggak laku?

Emangnya jualan kolor?

Tapi asli kok, banyak banget remaja apalagi kalangan cewek yang merasa seperti kena kutukan kalo sampe predikat jomblo mereka sandang. Akhirnya dengan berbagai macam cara mereka berusaha untuk melepaskan kutukan ini meskipun dengan berbagai cara. Sudah nonton film 30 Hari Mencari Cinta? Di film itu kan menceritakan tiga orang remaja cewek yang sama-sama berada pada kondisi jomblo. Mereka membuat kesepakatan untuk mencari pacar dalam waktu 30 hari. Bagi yang menang, maka ia akan menjadi raja dan diperlakukan bak putri karena semua pekerjaan rumah akan dikerjakan oleh yang kalah.

Singkat cerita, mereka bertiga benar-benar fokus untuk mendapatkan pacar dalam rentang waktu itu. Karena ngebetnya, sampai-sampai harga diri pun sempat akan tergadaikan ketika sang pacar menginginkan making love alias berhubungan seksual layaknya suami-istri. Belum lagi ngebetnya salah satu tokoh di sana pingin merasakan nikmatnya ciuman bibir sampai melatih diri dengan guling. Naudzhubillah.

Belum lagi resiko bubarnya persahabatan yang mereka bina selama ini hanya karena cemburu dan khawatir pacarnya diembat sahabat sendiri. Meskipun ending-nya semua pacar-pacar karbitan itu pada bubar, tapi kita bisa melihat seberapa parah kondisi remaja kita saat ini terutama dalam pergaulannya.

So, ternyata predikat jomblo begitu menakutkan buat sebagian remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini. Meskipun seringkali dalam pacaran mereka juga merasa terpaksa. Bisa karena dipaksa teman, bisa karena dipaksa ortu, bisa juga dipaksa diri sendiri karena konsep diri yang salah. Jadi emang bisa banyak alasan.

Dipaksa teman terjadi bila teman satu genk pada punya cowok semua. Trus ada satu yang nganggur. Jadilah ada pemaksaan beramai-ramai supaya yang satu ini segera dapat gebetan. Udah deh, siapa aja boleh asal berstatus cowok. Waduh, gawat juga kan. Bisa-bisa sapi dipakein celana bisa diembat juga tuh saking nafsunya (hehehe…)

Ortu bisa jadi mengambil peranan dalam ajang kemaksiatan ini. Ada loh beberapa tipe ortu yang kelimpungan ketika anak gadisnya belum punya pacar. Padahal anaknya sendiri udah nyadar bahwa ini adalah ajang berlumur dosa. Eh, ortunya ngotot agar sih anak nyari pacar. Tulalit banget kan?

Atau bisa juga konsep diri remaja yang salah. Ia merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran. Ia akan jauh lebih bahagia bila ada cowok di sampingnya. Nah, ini adalah konsep yang salah dan menyesatkan.

Belum lagi dorongan media baik TV, radio ataupun majalah yang menawarkan gaya hidup bebas dengan label pacaran yang semakin gencar dilakukan. Udah deh, itu semua adalah banyak faktor yang bikin remaja ngebet untuk bisa pacaran. Padahal, apa sih yang didapat oleh pacaran, adalah perbuatan yang bisa kamu putuskan dengan sadar. Jadi, tulisan kali ini akan membantu kamu untuk membuat keputusan benar dalam hidup. Jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang salah dan membuatmu menyesal kemudian. Lanjut!

Kenapa harus pacaran?
Hayo…bisa nggak kamu jawab pertanyaan ini? Kenapa harus pacaran? Hmm…mungkin di antara kamu ada yang menjawab:
‘biar nggak kuper’
‘biar nggak dibilang nggak laku’
‘biar ada cowok yang sayang sama kita’
‘biar ada semangat untuk belajar’
‘biar nggak malu dengan teman-teman yang pada punya pacar juga’
‘sekedar pingin tahu rasanya’
dll, masih banyak lagi alasan yang bisa kamu ajukan sebagai pembenaran. Oke deh, kita coba telaah satu per satu yah, masuk akal nggak sih alasan-alasan yang kamu punya itu.

Pacaran, adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah. Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua atau belajar bersama. Tapi alasan terakhir ini kayaknya banyak nggak jadi belajarnya deh karena pada sibuk mantengin gebetan masing-masing. Iya apa iya?

Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia. Why? Karena saya yakin orang pacaran itu dunianya akan berkutat dari pengetahuan tentang doi aja. Coba kamu tanya apa dia tahu perkembangan teknologi terkini? Apa dia tahu di Palestina itu ada masalah apaan sih? Apa dia juga tahu kalo Amerika itu ternyata adalah teroris sejati?

Yakin deh, pasti mereka yang suka pacaran itu nggak bakalan tahu topik beginian. Kalo begitu, mereka itulah yang kuper dan kupeng. Paling tahunya cuma apa hobi sang pacar, apa warna favoritnya, apa makanan kesukaannya, dll. Coba Tanya berapa nilai ulangan matematikanya, fasih nggak bahasa Inggris-nya, bagus nggak karangan bahasa Indonesia-nya, dan hal-hal seputar itu, pasti deh aktivis pacaran pada bloon untuk hal beginian. Kalo pun ada yang pintar, itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan pacaran sebagai semangat belajar.

Sebaliknya, pacaran adalah adalah ajang maksiat. Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah saw., “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)

Waduh, emang kamu mau jadi temannya setan? Hiii, naudzubillah banget tuh.
Jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis dan niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran. Teman SMA saya dulu aja ada yang MBA alias Married By Accident alias lagi hamil di luar nikah karena pacaran. Udah sekolahnya nggak bisa lanjut karena perutnya semakin gendut, ia adalah pihak yang dirugikan. Tuh, si laki-laki yang menghamili bisa dengan enaknya melanjutkan sekolah sampe tuntas.

Belum lagi beban dosa besar yang harus ia tanggung. Ingat, berzina adalah salah satu dosa besar yang hanya bisa ditebus dengan taubatan nasuha. Taubat yang sungguh-sungguh dan tak akan pernah mengulangi lagi. Bukan taubat jenis tomat, saat ini tobat, besok kumat. Duh, itu sih namanya main-main alias nggak serius dan mau berubah total. Nggak baik, Non!

Jomblo adalah pilihan
Kok bisa? Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, masa’ sih malah bisa dijadikan status pilihan? Bisa aja, why not gitu loh? Lagian tergantung persepsi kan?

Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri. Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah. Huh…jijay bajay banget. Jadi cewek kudu punya pendirian, nggak asal ikut-ikutan. Meskipun teman satu sekolah memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip: “jomblo tapi sholihah”. Huhuy!

Dulu, waktu saya masih duduk manis di bangku SMP dan SMA, ada seorang teman yang ngebet banget pingin punya pacar. Sampe-sampe kalo ada kuis di majalah remaja tentang siap-enggaknya pacaran, doi termasuk yang rajin mengisi untuk tahu jawabannya. Ternyata doi tipe yang sudah siap banget. Akhirnya fokus perhatian dia hanya ke cita-cita pingin punya pacar dan pacar mulu. Prestasi sekolah jadi anjlok. Padahal ternyata nggak ada yang mau sama doi (backsound : Kacian banget!).

Nah, beda kasus dengan muslimah sholihah. Ada atau nggak ada yang mau, dia nggak bakal ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja sudah cukup pusing, pake mikir hal lain. Maksudnya, mikirin pacar atau pacaran adalah sesuatu yang nggak penting bagi dirinya. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi.

Kalo kamu jadi cewek sudah oke, baik di otaknya, kepribadiannya apalagi akhlaknya, jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan. Kamu bisa tunjukkan kalo jomblo adalah harga diri. Menjadi jomblo bukan karena nggak ada yang mau, tapi kitanya yang emang nggak mau kok sama cowok-cowok anak kecil itu. Lho, kok?

Iya, cowok kalo beraninya cuma pacaran itu namanya masih cowok kecil. Masa’ masih kecil udah pacaran. Huh! Kalo cowok yang udah dewasa, pasti ia nggak berani pacaran, tapi langsung dating ke ortu si cewek dan ngelamar. Merit deh jadinya. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipu-tipu dan aktivitas berlumur dosa. Hayo…pada berani nggak cowok-cowok kecil itu?

Jomblo tapi sholihah
Jangan pernah takut diolok teman sebagai jomblo. Jangan pernah malu disebut nggak laku. Toh, mereka yang berpacaran saat ini belum tentu juga jadi nikah nantinya. Tul nggak? Malah yang banyak adalah putus di tengah jalan, patah hati terus bunuh diri. Hiii, naudzubillah. Atau bisa jadi karena takut dibilang jomblo malah dapat predikat MBA tanpa harus kuliah alias Married By Accident.

Lagipula, cewek kalo mau dipacarin kesannya adalah cewek gampangan. Gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan gampang-gampang yang lain. Idih…nggak asyik banget! Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian karena udah tahu ‘dalemannya’, mereka pinginnya dapat cewek baik-baik.

Terlepas apa motivasi mereka, yang pasti kamu kudu punya patokan atau standar tersendiri. Kamu nggak mau pacaran karena itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu nggak bakal ikut-ikutan pacaran karena takut dibilang jomblo dan nggak gaul. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena muslimah itu orang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh. Iya nggak seh?

Karena banyak juga mereka yang meskipun sudah menutup aurat dengan kerudung gaul, masih enggan disebut jomblo. Jadilah mereka terlibat affair bernama pacaran sekadar untuk gaya-gayaan. Bener-benar nggak ada bedanya dengan mereka yang nggak pake kerudung. Malah parahnya, masyarakat akan antipati sama muslimah tipe ini. Berkerudung tapi pacaran. Berkeredung tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berkerudung tapi sering berduaan sama cowok dan runtang-runtung nggak jelas juntrungannya. Padahal, kelakuannya yang model begitu itu bisa membuat jelek citra kerudung, imej Islam jadi rusak, dan tentunya doi bikin peluang orang lain untuk menilai dan memukul rata bahwa doi mewakili muslimah. Parah banget!

Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholihah kalo itu diniatkan karena Allah semata. Bukankah hidup ini cuma sementara saja? Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Jadi kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblomu, katakan saja ‘jomblo tapi sholihah, so what gitu loh!’. Hidup jomblo!

Ada sebuah nasehat yang sangat penting neeh untuk kita semuanya
"Cara untuk belajar menjadi istri yang terbaik, hanyalah melalui suami. Cara untuk menjadi suami yang terbaik, hanyalah melalui istri. Tidak bisa melalui pacaran. Pacaran hanya mengajarkan bagaimana caranya menjadi pacar yang baik bukan suami atau istri terbaik".

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...