ada apa ngeri ini....
ada apa negeri ini ketika budaya asing dijunjung tinggi dan budaya daerah hampir mati,,
kata seperti itulah yang terlintas dipikirianku ketika melihat banaknya budaya asing yang dipuja dari budaya barat yang mencerminkan kebebasan pergaulan hingga budaya korea-jepang dengan kreativenya.
jepang dan korea merupakan salah satu negara yang perkembangan industri kreative nya sedang berkembang pesat, berbagai bidang indutri berkebang di korea terutama industri hiburan dan industri teknologinya, pertanyaannya adalah mengapa???
jepang dan korea sama-sama seperti indonesia dari 0 malah dari minus, indonesia pada tahun 1945 sedang merdeka setelah dijajah dan jepang pun mulai berbenah setelah kekalahan perang ke2 dari sekutu, tapi yang terjadi sekarang seperti berbanding terbalik, jepang kini seperti negara adidaya dan maju sedang indonesia masih berkembang,
adapun beberapa opini publik menyebutkan indonesia tidak bisa dibandingkan dengan jepang, kawasan indonesia lebih luas dan penduduknya lebih banyak, tapi itu bukan masalah utama dalam perkembangan indonesia justru hal tersebut sebagai keungulan dari negara indonesia sendiri.
dari beberapa artikel disebutkan bahwa jepang dan korea fokus pada pembangunan SDM (sumber daya manusia) bukan SDA (sumber daya alam) hal ini amat terasa manfaatnya, dalam beberapa kasus seperti pengunaan e-money dalam jalan tol dan trans jakarta,saya pernah berdiskusi dengan pengembang system dan vendor selaku pembuat kebijakan mereka mengaku kesulitan dalam menerapkan e-money untuk penggunaan tol dan trans jakarta, bahkan jalan tol dengan pembayara otomatis sepi daripa gerbang tol yang melalui pembayaran konvensional, hal ini berlaku juga di trans jakarta banyak gate yang masih menggunakan manual, tanpa menggunakan e-money,sebenarnya penggunaan e-money digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses,, tapi sekali lagi ahwa kesulitan perpindahan ini bukan karena system tapi karena "user" (pengguna ) tidak ada pemaksaan "user" hal ini akan berakibat sehebat apapun systemnya akan percuma karena tidak bisa di implementasikan.
bahkan hari minggu lalu saya mampir ke mall Blok M,saya sempat penasaran ada event di sekitaran blok m setelah mendatangi di event saya pun sempat terkejut ternyata disitu sedang do gelar event cosplay (event yang berdandan sperti anime-anime jepang) di dalam pikiran saya terpikir kenapa mereka lebih menjunjung budaya asing dariada budaya sendiri. adapun opini yang menyebutkan budaya kita terkesan "kuno" dan tak berkarakter. kalau dalam pikiran saya sih bukan karena budayanya tapi karena kita tidak mau mengenal dan memodifikasi budaya kita agar mau dikenal orang.
mungkin ini karena pendidikan mental di indonesia masih rendah, bayangkan saya tiap hari warga di indonesia di jejali dengan infotaiment, subuh-subuh juga sudah ada infoaiment,nonton berita isinya berita negatife jarang ada berita mengena prestasi negeri ini, bahkan mau nonton film pun isinya sinetron yang mengajarkan kita kebencian bukan mengajarkan kita tentang kebaikan.
mungkin saat ini yang bisa di bilang "INDONESIA SEDANG TERJAJAH (lagi)"
mesin tahu akan selamanya menghasilkan tahu, mesin tahu tidak mungkin menghasilkan tempe, jika ingin tempe ganti mesinnya bukan bahannya
ada apa negeri ini ketika budaya asing dijunjung tinggi dan budaya daerah hampir mati,,
kata seperti itulah yang terlintas dipikirianku ketika melihat banaknya budaya asing yang dipuja dari budaya barat yang mencerminkan kebebasan pergaulan hingga budaya korea-jepang dengan kreativenya.
jepang dan korea merupakan salah satu negara yang perkembangan industri kreative nya sedang berkembang pesat, berbagai bidang indutri berkebang di korea terutama industri hiburan dan industri teknologinya, pertanyaannya adalah mengapa???
jepang dan korea sama-sama seperti indonesia dari 0 malah dari minus, indonesia pada tahun 1945 sedang merdeka setelah dijajah dan jepang pun mulai berbenah setelah kekalahan perang ke2 dari sekutu, tapi yang terjadi sekarang seperti berbanding terbalik, jepang kini seperti negara adidaya dan maju sedang indonesia masih berkembang,
adapun beberapa opini publik menyebutkan indonesia tidak bisa dibandingkan dengan jepang, kawasan indonesia lebih luas dan penduduknya lebih banyak, tapi itu bukan masalah utama dalam perkembangan indonesia justru hal tersebut sebagai keungulan dari negara indonesia sendiri.
dari beberapa artikel disebutkan bahwa jepang dan korea fokus pada pembangunan SDM (sumber daya manusia) bukan SDA (sumber daya alam) hal ini amat terasa manfaatnya, dalam beberapa kasus seperti pengunaan e-money dalam jalan tol dan trans jakarta,saya pernah berdiskusi dengan pengembang system dan vendor selaku pembuat kebijakan mereka mengaku kesulitan dalam menerapkan e-money untuk penggunaan tol dan trans jakarta, bahkan jalan tol dengan pembayara otomatis sepi daripa gerbang tol yang melalui pembayaran konvensional, hal ini berlaku juga di trans jakarta banyak gate yang masih menggunakan manual, tanpa menggunakan e-money,sebenarnya penggunaan e-money digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses,, tapi sekali lagi ahwa kesulitan perpindahan ini bukan karena system tapi karena "user" (pengguna ) tidak ada pemaksaan "user" hal ini akan berakibat sehebat apapun systemnya akan percuma karena tidak bisa di implementasikan.
bahkan hari minggu lalu saya mampir ke mall Blok M,saya sempat penasaran ada event di sekitaran blok m setelah mendatangi di event saya pun sempat terkejut ternyata disitu sedang do gelar event cosplay (event yang berdandan sperti anime-anime jepang) di dalam pikiran saya terpikir kenapa mereka lebih menjunjung budaya asing dariada budaya sendiri. adapun opini yang menyebutkan budaya kita terkesan "kuno" dan tak berkarakter. kalau dalam pikiran saya sih bukan karena budayanya tapi karena kita tidak mau mengenal dan memodifikasi budaya kita agar mau dikenal orang.
mungkin ini karena pendidikan mental di indonesia masih rendah, bayangkan saya tiap hari warga di indonesia di jejali dengan infotaiment, subuh-subuh juga sudah ada infoaiment,nonton berita isinya berita negatife jarang ada berita mengena prestasi negeri ini, bahkan mau nonton film pun isinya sinetron yang mengajarkan kita kebencian bukan mengajarkan kita tentang kebaikan.
mungkin saat ini yang bisa di bilang "INDONESIA SEDANG TERJAJAH (lagi)"
mesin tahu akan selamanya menghasilkan tahu, mesin tahu tidak mungkin menghasilkan tempe, jika ingin tempe ganti mesinnya bukan bahannya