Wasitya D.Anggoro

Kamis, 05 Mei 2011

Awalnya aku iri padamu kawan. Aku iri pada semua anak di dunia yang memiki orang tua yang menyangi anaknya dan selalu ada waktu untuk keluarganya. Bisa mengobrol dangan ayah itu pasti asyik. Atau bisa curhat pada ibu juga pasti lebih melegakan daripada curhat kepada teman.
Tetapi tidak dengan orangtuaku. Ya, orangtuaku. Mereka adalah manusia super sibuk. Ibuku setiap pagi harus pergi mengajar anak anak lain sepertiku, dan pulang di siang hari. Dan malamnya ia pakai untuk mengerjakan tugas tugasnya sebagai guru, memeriksa tugas dan ulangan mereka. Dan sisa waktu luangnya ia gunakan untuk meregangkan otot ototnya.
Tidakkah ia ingat denganku yang masih remaja dan membutuhkan perhatian lebih? Aku ini remaja labil kawan, sedikit di sentuh langsung terjatuh. Aku butuh ibu yang bisa mendengarkan semua cerita dan keluh kesahku. Dan yang lebih menyakitkan bagiku adalah ketika aku melihat ibuku sedang mengajar anak anak sepertiku, ia terlihat begitu perhatian kepada anak anak itu. Tetapi tidak denganku. Ya , tidak denganku.
Terlebih lagi ayahku, ia lebih sibuk dari ibuku. Ia terkadang pergi di pagi buta dan pulang malam hari. Atau terkadang pulang sore hari atau siang hari, atau … ah sudahlah tak akan kutuliskan jadwal keseharian ayahku karena aku pun tidak mengerti dengan jadwal ayahku yang tidak tentu itu. Mengingat pekerjaanya sebagai salah satu orang yang berwenang di perusahaannya dan tidak memiliki waktu yang mengikat, dan mengingat perannya yang cukup penting di masyarakat membuatnya harus selalu menyediakan waktu untuk masyarakatnya. Lalu sisa waktu luangnya di rumah ia gunakan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Maka di rumah ia hanya duduk di depan laptop hitamnya atau tidur untuk meregangkan otot ototnya. Ketika aku mencoba mengobrol dengannya, iya hanya menjawab “hmm” lalu beberapa saat diam, lalu berkata “tadi bilang apa?’ lalu sibuk mengetik dan manatap layar kaca laptopnya.
Kawan, sakali lagi kukatakan padamu, aku ini remaja labil. Aku butuh seorang lelaki yang bisa membuat aku tertawa dan melupakan tumpukkan tugas dan pr dari sekolahku untuk beberapa saat.
Ya, aku iri padamu kawan. Sampai suatu saat ketika sebentar lagi umurku akan merubah statusku. Dari remaja menjadi dewasa. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesis. Kira kira berapa umurku saat itu? Yap. 16 tahun kawan.
Saat itu, saat aku berusia 16 tahun. aku bicara dengan ayah dan ibuku. Kali ini kami saling menatap wajah, aku mengobrol banyak hal pada mereka. Aku tanyakan semua pertanyaan yang selalu kupendam selama ini. Rasanya nyaman kawan. Nyaman sekali rasanya bisa mengobrol dengan ayah dan ibu, tetapi, walaupun aku senang, saat itu aku melihat wajah ayah dan ibuku dengan seksama. Kau tau kawan? Mata mereka kini tidak lagi cerah seperti dulu, matanya menyiratkan kelelahan, kulit mereka tidak lagi segar, kini mulai tumbuh keriput keriput kecil di sisi mata kanan dan kirinya.
Ya Allah, saat itu aku berpikir… apakah wajah kelelahan itu untukku? Ya kawan, semuanya untukku. Setiap hari mereka berjuang untukku, berjuang agar aku bisa sekolah dan menabung untuk uang kuliahku. Dan karena aku tidak menyadari semua itu, aku biarkan ayahku mengambil rapor sekolahku dengan nilaiku yang tidak memuaskan. Tapi apa katanya kawan? “tak apa apa nak, masih ada semester depan, belajarlah yang rajin ya” ya, itulah yang ia katakan. Ia selalu memotivasiku.
Maka pantaskah aku berharap untuk dibuat tertawa oleh mereka? Pantaskah aku jejali hari hari melelahkan mereka dengan cerita ceritaku yang membosankan? Seharusnya aku yang membuat mereka bahagia dan membuat mereka tertawa. Ya, aku seharusnya berpikir lebih dewasa. Ayah, ibu, maafkan aku.
Dan detik itu juga kawan, aku tidak berpikir bahwa aku iri padamu, tapi aku bangga karena aku punya orangtua terbaik di dunia.

from:http://www.resensi.net/orang-tua-terbaik-di-dunia/2011/04/

Rabu, 04 Mei 2011

Dalam persaingan yang semakin ketat seperti saat ini, bekerja cerdasmenjadi sebuah tuntutan bagi orang yang mau sukses. Tentu saja tanpa meninggalkan kerja keras, karena Anda akan tetap kalah bersaing jika hanya memilih salah satunya. Saya sudah membahasnya di artikel sebelumnya yaituBekerja Keras Atau Bekerja Cerdas?
Pada kali ini, saya akan membahas khusus tentang bekerja cerdas. Saya memiliki 3 jurus yang bisa Anda pelajari dan kuasai sehingga Anda bisa bekerja dengan cerdas. Tentu saja, diperlukan penjelasan panjang lebar untuk membahas ketiga jurus ini. Artikel ini sebagai panduan untuk langkah selanjutnya.

Bekerja Cerdas Dengan Kekuatan Manajement (Management Power)

Jika Anda melakukan sesuatu pekerjaan, yang sebenarnya tidak memberikan nilai atau memiliki nilai rendah, maka itu adalah perbuatan yang bodoh. Jelas bukan bekerja cerdas. Untuk itulah Anda perlu benar-benar mengetahui apa saja yang sebenarnya harus atau perlu Anda lakukan dan apa saja yang sebenarnya tidak perlu Anda lakukan. Kemampuan Anda memilah pekerjaan bernilai atau tidak menunjukan kecerdasan Anda dalam bekerja.
Setelah Anda mengetahui apa yang harus Anda lakukan, kemudian Anda melakukan dengan cara terbaik. Melakukan dengan cara yang salah tentu saja perbuatan yang tidak cerdas. Melakukan dengan cara biasa, Anda masih belum bekerja cerdas. Anda harus melakukannya dengan cara yang terbaik. Inilah kerja cerdas.
Bagaimana cara memilah pekerjaan dan melakukannya dengan cara terbaik? Saya sudah membahasnya panjang lebar, yang memperhatikan aspek mental dan aspek teknis secara rinci dalam modul-modul Revolusi Waktu.

Bekerja Cerdas Dengan Kekuatan Kreativitas (Creativity Power)

Orang yang bekerja cerdas adalah mereka yang menggunakan kekuatan kreativitas dalam bekerja. Dengan kekuatan kreativitas mereka akan mampu menemukan ide-ide brilian baik ide-ide cara bekerja maupun ide-ide tentang tujuan.
Orang yang mampu bekerja dengan cepat dan hasil yang berkualitas karena mereka menemukan ide-ide tentang cara bekerja terbaik. Orang yang cerdas menyelesaikan setiap masalah karena mereka mampu menghasilkan ide-ide solusi. Orang yang dengan cerdas mendapatkan penemuan yang spektakuler, karena mereka mampu menghasil ide-ide inovatif. Bahkan, mereka yang mampu mencapai pencapai yang sulit, karena mereka mampu menghasilkan ide-ide cara meraih pencapaian tersebut.
Kecerdasan Anda dalam bekerja akan berbanding lurus dengan kreativitas Anda. Kabar baiknya, kreativitas bisa dipelajari oleh semua orang termasuk Anda. Saya punya produknya? Tentu saja, Anda bisa mendapatkannya disini.

Bekerja Cerdas Dengan Kekuatan Daya Ungkit (Leverage Power)

Mungkin Anda pernah melihat ada orang yang “biasa-biasa saja” tetapi mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ya, sebab dia bekerja cerdas dengan menggunakan jurus daya ungkit. Jika Anda memahami dan mampu menggunakan kekuatan daya ungkit, maka Anda akan mampu memanfaatkan apa pun yang Anda miliki saat ini menjadi sesuatu yang luar biasa.
Dengan daya ungkit Anda akan mampu mencapai tujuan besar dengan modal seadanya. Dengan daya ungkit Anda bisa bekerja lebih sedikit tetapi hasil yang sebesar mungkin. Atau, Anda tetap bekerja keras, tetapi dengan hasil yang berkali lipat dibandingkan sebelumnya.
Dimana belajar daya ungkit? Untuk itulah, dalam rangka membantu Anda saya menulis sebuah ebook yang membahas lengkap tentang daya ungkit. Silahkan klik: Daya Ungkit.
Jadi, tiga jurus bekerja cerdas itu adalah kekuatan manajemen, kekuatan kreativitas, dan kekuatan daya ungkit. Silahkan miliki ketiga kekuatan itu dan Anda akan bekerja cerdas.


from:http://www.motivasi-islami.com/tiga-jurus-bekerja-cerdas/
Ada yang mengatakan bahwa sabar itu tidak selamanya baik. Mudah-mudahan yang dia maksud adalah “sabar” dalam definisi lain. Sabar yang tidak baik, bukanlah yang diambil dari katashabar dari Al Quran dan hadits. Sebab, jika yang dimaksud itu sama dengan shabar seperti yang diperintahkan Allah SWT dan Rasul-Nya, maka itu salah besar. Jika sebuah sikap atau perilaku yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, maka itu pasti benar dan pasti baik.

Sabar Itu Perintah Allah

Silahkan buka Al Quran dan Hadits, banyak ayat dan hadits yang menyuruh kita untuk bersabar. Jadi tidak mungkin sabar itu tidak baik. Jadi, selalu baik dan ini ajaran dari Allah.

Allah Beserta Orang-orang Yang Sabar

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah:153)
Pastinya Allah senang bersama hamba-hamba-Nya yang melakukan kebenaran dan kebaikan. Jadi tidak mungkin jika “ada yang tidak baik”. Jika Anda mengatakan tidak selamanya baik, apakah jika Allah menyertai kita itu tidak baik?
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengatakan bahwa Allah suka dan memerintahkan kita untuk bersabar. Tentu saja tidak semuanya bisa ditampilkan disini karena saking banyaknya. Silahkan buka Al Quran dan Anda akan menemukannya dengan mudah. Bahkan, jika mau membuka kitab-kitab hadits, Anda akan menemukan lebih banyak lagi.

Allah Memberikan Balasan Kepada Orang Yang Sabar

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl:96)

Orang Yang Sabar Memiliki Kekuatan Lebih Besar

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS. Al Anfaal:65)

Para Nabi Adalah Mereka Yang Bersabar

Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. (QS Al Anbiyaa’:85)
Jelas sudah, kutipan-kutipan ayat diatas sudah menjelaskan kepada kita,bahwa sabar itu baik dan selalu baik. Ini merupakan bantahan bagi yang mengatakan tidak selalu baik atau ada batasnya. Saya penting mengatakan ini untuk mencegah kesalahan pengertian sehingga seolah ada ajaran Al Quran yang tidak membawa kebaikan. Saya hanya ingin menegaskan bahwa ajaran Al Quran itu benar dan selalu membawa kebaikan.

Dimulai Dengan Pemahaman Yang Benar

Salah satu penyebab mengapa orang mengatakan sesuatu yang salah tentang sabar itu karena pemahaman yang salah. Pemahaman yang salah akibat kurang seriusnya dalam belajar. Tidak belajar pada sumbernya yang jelas dan valid, hanya mengikuti berbagai perkataan atau omongan sekilas yang bisa saja datang dari sekedar opini atau prasangka.
Dikiranya hanya diam. Dikiranya menyerah. Dikiranya hanya menunggu tanpa upaya. Memang, dalam kondisi tertentu, bisa dalam artian diam. Namun bukan sembarang diam, sebab tidak selamanya diam itu adalah kesabaran. Orang yang diam demi mempertahankan kebenaran, itulah yang disebut dengan kesabaran. Diam membiarkan kemunkaran itu bukan kesabaran. Menunda-nunda pekerjaan, bukanlah yang disebut kesabaran.
Bahkan saat seseorang marah, kemudian mengangkat pedang untuk menegakkan kebenaran, maka itu tidak akan menghilangkan sikap sabar pada diri orang tersebut. Siapa orang yang paling sabar? Tentu Rasulullah saw, tetapi beliau tetap berperang. Bahkan seringkali, dalam Al Quran, kata perjuangan, perang, dan jihad disandingkan dengan kata kesabaran.
Mulailah memahami apa definisinya dari sumber yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan. Silakan Anda baca artikel lain yang menjelaskan tentang sabar dan definisinya, klik Perjuangan dan Kesabaran.
Jadi tetaplah sabar.



from:http://www.motivasi-islami.com/sabar-itu-selalu-baik/

Selasa, 03 Mei 2011

Tanya-jawab adalah satu hal yang penting dalam pendidikan. Bertanya dan memberi jawaban akan memberikan suatu gambaran ada dialog, komunikasi, dinamika, ada kehidupan.

Tanya-jawab ini bukan sekadar pelengkap kehidupan atau penyelenggaraan kehidupan tetapi juga pemanfaatan hidup dan kehidupan yang dapat mengangkat harkat dan martabat manusia. Saling memahami, ada empowering, ada dukungan dan legitimasi, ada solusi.

Bagi tugas kepolisian, perlukah tanya-jawab ini? Jika perlu, apa yang harus dilakukan dalam belajar bertanya dan menjawab? Membuat pertanyaan-pertanyaan yang seolah-olah polisi adalah warga masyarakat yang berharap kepada polisi.

Apa peran dan fungsi polisi bagi masyarakat? Pelindung pengayom dan pelayan masyarakat. Apa yang harus dilakukan? Menjawab tindakan sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan kepada masyarakat, yang normatif dan yang ideal. Mengapa masih saja ada kekecewaan terhada polisi bahkan terjadi penyerangan? Karena polisi tidak profesional, arogan, tidak mendapat legitimasi, ada penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan tugasnya. Mengapa bisa terjadi? Dan seterusnya, dapat dikembangkan dan dapat dijadikan model atau latihan berpikir kita dalam menyelenggarakan pemolisian. Semakin banyak pertanyaan yang disesuaikan peran dan fungsinya masing-masing, maka akan semakin detail tidakan-tindakan positif untuk memberi solusi atau pemecahan masalah akan memperbaiki mind set dan pola-pola pemolisianya.

Mengapa polisi berbenturan dengan massa atau saat terjadi sesuatu lagi-lagi polisi yang salah? Pada saat polisi disalah-salahkan dan dianggap bersalah, mengapa tidak ada yang membela atau setidaknya meluruskan bahwa kesalahan bukan semata-mata pada kepolisian? Apakah ini ketidak mampuan polisi atau ada hal yang lain? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebaiknya kita tidak hanya melihat pada gejala/fakta saja tetapi juga secara konseptual dan teoritikal, sehingga dapat memahami makna yang ada di balik gejala atau fakta yang ada.
 

Membiasakan bertanya dan menjawab dengan berbagai referensi akan mengasah otak dan hati menjadi peka dan semakin peduli terhadap apa yang menjadi fokus pekerjaan kita. Menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi juga bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan solusi-solusi atau dengan cara-cara yang diimplementasikan dalam pekerjaan. Tatkala kita tidak lagi bertanya dan ditanya atau dipertanyakan oleh orang lain, mungkin jawaban-jawabannya mengecewakan. Bahkan mungkin tidak menjawab. Atau bisa jadi tak mengerjakan apa yang diharapkan atau yang seharusnya dilakukan.

Kita sering melihat entah level pimpinan/level pelaksana datang kerja ya tangan hampa tanpa tahu apa yang akan dikerjakan. Bahkan ada yang memimpin rapat juga dengan penuh improvisasi (konsep-konsepnya tidak jelas dan tidak matang). Yang ada, memerintah dan marah tanpa petunjuk-petunjuk yang jelas.

Tatkala tak ada konsepnya atau ada tetapi keliru, maka arah dan penjabaranya akan keliru juga. Konsep-konsep ini bagai kompas, petunjuk dan pedoman untuk memahami atas sesuatu gejala. Konsep-konsep ini akan menunjukan rasionalisasi atas sesuatu pekerjaan yang dapat dijabarkan dan diimplementasikan pada semua level.

Bertanya dan menjawab menjadi bagian dari olah pikir mulai dari yang sederhana sampai ke tingkat yang kompleks. Yang akan menjadi model atau pola berpikir tidak hanya teknis tetapi juga konseptual dan teoritikal. Model belajar bertanya dan belajar menjawab menjadikan institusi pembelajar mampu belajar dan memperbaiki kesalahan masa lalu, siap menmghadapi tuntutan dan harapan masa kini, dan menyiapkan bagi generasi mendatang yang lebih baik.

from :http://www.andriewongso.com/artikel/artikel_anda/3965/Belajar_Bertanya_dan_Belajar_Menjawab/